Akhir Bahagia dari Jalan Panjang Berliku
Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang sedang kamu perjuangkan justru meninggalkanmu demi memeluk cinta yang baru? Bukankah hal itu bisa membuatmu terluka, menangis, dan kecewa meski kenyataannya sangat ingin terlihat kuat?
Semua perasaan yang menyakitkan itu dialami oleh Clarissa. Dia sama seperti yang lainnya, yang tidak akan benar-benar siap untuk menghadapi sebuah kehilangan. Tapi, dibalik semua itu, Clarissa bersyukur karena tak terlambat mengetahui bahwa pria yang dia klaim sangat tulus mencintainya justru diam-diam mengkhianatinya.
Ketika Clarissa masih terjebak dalam ingatan masa lalunya, Aidan yang merupakan satu-satunya sahabat laki-laki yang dia punya, mengungkapkan perasaan cinta padanya secara tiba-tiba di sebuah restoran yang telah Aidan pesan khusus untuk makan berdua dengannya.
“Dan, aku udah bosan patah hati. Aku enggak mau memulainya lagi,” kata Clarissa ketika tahu Aidan menyukainya. “Kamu juga harus ngerti, kita ini cuma sahabatan. Plis, jangan ada yang namanya cinta-cintaan."
"Cla, aku bisa membantumu melupakan Rangga. Luka yang dia berikan padamu selama ini, biar aku yang menyembuhkannya. Perihal persahabatan, enggak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan," balas Aidan.
"Aku takut, Dan. Aku takut jika suatu saat nanti aku akan mengalami lagi patah hati yang sangat menyakitkan. Aku takut jika—"
"Aku berbeda dengan Rangga, Cla. Aku enggak akan ninggalin kamu dan akan terus mencintaimu. Aku akan membuat luka di hatimu sembuh. Izinkan aku untuk mengembalikan hatimu menjadi utuh seperti dulu," potong Aidan membuat Clarissa bungkam.
Setelah mendengar perkataan Aidan, Clarissa menundukkan kepalanya dengan air mata yang tertahan. Clarissa ingin memulangkan kesedihan dan ketakutan yang melanda hatinya. Clarissa tak tahu jika sahabatnya memiliki perasaan yang sangat tulus untuknya. Setulus apapun perasaan Aidan pada Clarissa, masih tetap ada kegelisahan dan kekhawatiran tentang bagaimana jika suatu saat nanti Aidan melakukan hal yang sama seperti Rangga?
"Aku sudah sangat hafal semua hal yang ada pada dirimu, Cla. Enggak apa-apa kalau memang kamu enggak mau menerima perasaanku. Biarkan aku sendiri yang merasa jatuh cinta dan kamu hanya perlu menganggapku sebagai sahabat seperti biasanya. Tapi...."
"Tapi apa?" tanya Clarissa mengangkat pandangannya, lalu tak sengaja beradu pandang dengan Aidan yang ada di hadapannya.
"Berikan aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta."
Kontan Clarissa memegang dadanya yang berdebar kencang. Perkataan Aidan membuat jantungnya tak aman.
"Ada apa?" tanya Aidan. "Kenapa kamu memegang dadamu tiba-tiba?"
"Enggak ada apa-apa," jawabnya berusaha untuk menyembunyikannya.
"Kalau perkataanku tadi membuat dadamu berdebar, akan lebih mudah untukku membuatmu jatuh cinta padaku. Debaran itu akan semakin kencang saat kamu mencintaiku," ucap Aidan tersenyum sambil menatap netra indah milik Clarissa.
Pipi Clarissa memerah. Dia tak tahu harus berbicara apa lagi pada lelaki di hadapannya.
"Cla, kamu tahu? Cinta yang baik akan dipertemukan dengan orang yang juga baik dalam menjaga keutuhan cinta seseorang yang mencintainya. Aku ingin kamu percaya, bahwa masih ada hati yang siap untuk menerima segala masa lalumu tanpa pernah menuntutmu untuk segera melupakannya. Kamu hanya perlu percaya bahwa aku akan selalu ada untukmu meski cintamu tak bisa kumiliki seutuhnya," tutur Aidan tak menyerah meyakinkan Clarissa.
"Kalau kamu berhasil membuatku jatuh cinta, aku mau jatuh cinta untuk yang terakhir kalinya. Cinta yang tidak membuatku terluka. Cinta yang selalu membuatku percaya, bahwa masih ada lelaki yang tulus di dunia," balasnya dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Percayalah padaku, Clarissa! Di hatiku, kamu akan dicintai dengan baik. Aku merasa begitu lega ketika kamu memberikan kesempatan yang sudah kuimpikan sejak lama. Aku akan membuatmu jatuh cinta bersamaan dengan bahagia, bukan luka ataupun kecewa."
Malam ini, ada kalimat yang sangat ingin Aidan katakan kepada Clarissa. Sebuah kalimat pendek yang sudah lama dia siapkan sambil mengumpulkan keberanian. Aidan selalu menerka-nerka tentang akankah cintanya terbalas, atau justru harus menahan pahitnya kenyataan saat cintanya pada Clarissa berakhir kandas?
"Dulu, aku tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik dan mendukung hubunganmu dengan Rangga meski hatiku terluka. Tapi, malam ini, izinkan aku untuk mengungkapkan seberapa tulusnya aku mencintaimu, Cla. Kalau kamu bersedia, jadilah kekasihku dan mari kita rajut kebehagiaan bersama!" ajak Aidan penuh ketulusan sambil menggenggam tangan Clarissa.
Clarissa menganggukkan kepala.
"Hanya mengangguk?" tanya Aidan penasaran. Ya, meskipun dia sudah bisa menebak jawaban yang akan Clarissa berikan.
"Lalu, aku harus apa?" Clarissa balik bertanya.
"Katakan saja kalau kamu bersedia menjadi kekasihku!"
Clarissa tersenyum. "Aku mau kamu, sahabatku, jadi kekasihku. Gimana? Sudah cukup belum jawabannya?"
"Sudah, Cla. Sudah sangat cukup. Aku jadi lega dan bahagia. Besok kita ke KUA, ya. Mau enggak?"
"Ngapain?"
"Nikah."
Clarissa terkekeh pelan, lalu melontarkan pertanyaan. "Kamu mau nikah sama aku yang belum punya perasaan apa-apa sama kamu?"
"Kalau aku enggak mau, ngapain aku ngajakin kamu nikah? Lagipula aku percaya, kalau kamu akan jatuh cinta padaku setelah menikah. Jadi, gimana? Mau nikah sama aku enggak? Kalau kamu diam, berarti kamu mau."
"Datang ke rumahku dulu, nanti aku jawab pertanyaanmu.
Aidan manggut-manggut. "Yaudah, nanti aku ke rumahmu bersama ibu dan ayah untuk ketemu sama orang tuamu. Sekarang, ayo kita pulang! Angin malam enggak bagus buat kesehatan! Kita udah selesai makan sejam yang lalu dan aku berhasil mengungkapkan perasaanku. Jadi, kita pulang yuk!"
Clarissa mengangguk pelan. Aidan bangkit dari duduknya, lalu perlahan mengulurkan tangannya pada Clarissa. "Pegang tanganku, Cla! Kita pulang setelah aku bayar makanannya," ujarnya sambil sedikit tertawa.
Cla, kamu tenang saja. Kamu berhak bahagia bersama orang yang bisa membuatmu bahagia, meskipun kenyataannya aku belum bisa menjaminnya. Tapi, aku akan berusaha. Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi hanya karena cinta yang tidak tulus seperti yang dulu diberikan Rangga. Ingat, Cla! Aku dan Rangga adalah orang yang berbeda. Aku akan berusaha untuk memberikan cinta yang baik untuk perempuan yang baik seperti kamu, Cla. Aku akan mencintaimu dan membuatmu sangat berharga.
Komentar
Posting Komentar