Petani Seharusnya Sejahtera
Indonesia merupakan negara Agraris. Hal ini ditandai dengan pekerjaan mayoritas penduduk bangsa Indonesia sebagai Petani. Mayoritas penduduk Indonesia juga menjadikan beras sebagai makanan pokok selain sagu, jagung dan ketela.
Persawahan di kawasan Pemecutan Klod Bali |
Hingga januari 2016 lalu, penduduk Indonesia total berjumlah dua ratus lima puluh dua juta jiwa. Jumlah ini tentunya bukan jumlah yang sedikit. Bahkan pemerintah Indonesia menyatakan bahwa setiap tahun jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan sebesar tiga juta jiwa.
Kebutuhan akan beras masyarat Indonesia juga tinggi. Setiap tahun setiap orang Indonesia mampu mengkonsumsi 140kg beras. Bila dua ratus lima puluh dua juta jiwa masyarakat Indonesia seluruhnya mengkonsumsi beras, maka dapat dilihat dalam setahun kebutuhan masyarakat Indonesia akan beras berjumlah 35 juta ton.
Tentunya ini merupakan kabar gembira bagi petani-petani di Indonesia. Pada 2015 lalu produksi beras di Indonesia berjumlah tujuh puluh lima juta ton naik lima juta ton daripada produksi tahun sebelumnya di 2014. Angka ini menandakan bahwa Produksi Beras dalam negeri mampu dipasok dan dipenuhi oleh para petani.
Petani Desa Pemecutan Klod Bali menggarap sawah |
Namun kesejahteraan nampaknya belum berpihak ke petani. Masih banyak ditemukan petani-petani yang hidup dengan sangat sederhana. Khususnya petani-petani yang hidup diluar Jawa. Seperti di Bali, Badan Pusat Statistik Bali menyatakan bahwa produksi padi di Bali selama 2015 mengalami penurunan. Penurunan itu sebanyak 0,49 persen.
Pada 2015 produksi padi di bali hanya mencapai delapan ratus lima puluh tiga ribu ton. Jumlah itu mengalami penurunan dari tahun 2014 sebanyak empat ribu dua ratus ton. Badan Pusat Statistik Bali juga menyatakan bahwa penurunan produksi itu dikarenakan adanya penurunan luas panen.
Lahan pertanian mulai berkurang |
Penurunan luas panen berjumlah lima ribu tiga ratus hektar. Penurunan luas panen itu terdapat di lima kabupaten, diantaranya Kabupaten Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng. Dengan menurunnya luas panen ini, Badan Pusat Statistik juga menyatakan adanya kenaikan presentase penduduk miskin. Pada September 2015 jumlah penduduk miskin di pedesaan berjumlah 14,09 persen sedangkan pada Maret 2016 menjadi 14,11 persen.
Komentar
Posting Komentar