Essensi Eid Mubarak yang Mulai Pudar.

Hari Raya Idul Fitri sudah didepan mata. Dalam hitungan beberapa hari segenap umat islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Beragam cara dilakukan oleh umat muslim khususnya di Indonesia dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Beberapa tradisi yang dilakukan antaranya seperti pulang ke kampung halaman atau yang lebih dikenal sebagai tradisi mudik, membeli baju-baju baru, berjalan-jalan ke tempat-tempat wisata ataupun bersilaturrahmi ke sanak saudara dan kerabat.

Mayoritas umat islam pun memaknai Hari Raya Idul Fitri sebagai Hari Kemenangan. Dimana setelah berpuasa selama sebulan penuh maka pada Hari Raya Idul Fitri, selesai sudah kewajiban melaksanakan puasa. Perayaan Hari Kemenangan ini bahkan terkesan berlebihan. Dimana umat islam mulai meninggalkan essensi dan makna Bulan Ramadhan dan lebih memilih sibuk dalam ritual-ritual Hari Kemenangan.

Hal ini terlihat dari semakin kosongnya tempat beribadah, semakin jarangnya ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri. Keramaian pun berpindah. Jika diawal Bulan Ramadhan, Masjid, Surau, Musholla, Madrasah dan Majlis Taklim ramai dikunjungi oleh umat Islam maka pada akhir Bulan Ramadhan Pusat Perbelanjaan, Swalayan, Mall dan Pasar-Pasar ramai sesak di penuhi para konsumen.



Hal ini pun bertolak belakang dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka ketika menghadapi sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan bersedih hati. ini dikarenakan bulan yang penuh dengan Barokah, Rahmat dan Ampunan akan segera pergi dan meninggalkan mereka semua dan tak ada jaminan apakah akan bertemu lagi pada tahun mendatang. 

Kala mendekati sepuluh hari di akhir Bulan Ramadhan, Rasulullah dan para sahabat biasanya lebih menggiatkan ibadah-ibadah mereka. Hal ini disebabkan adanya malam Lailatul Qodar di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan. Dimana malam Lailatiu Qadar nilainya lebih baik dari seribu bulan. Seribu bulan bila dikonversi kurang lebih setara dengan delapan puluh dua tahun. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, perkataan seorang ulama yang menyebutkan bahwa Kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri bukanlah kemenangan sesungguhnya. Pada Hari Raya Idul Fitri kita sebagai umat muslim hanya kembali menjadi Fitri setelah ditempa pada Bulan Ramadhan. Selain itu kita juga diharapkan menjadi insan-insan yang bertakwa. Hari Kemenangan sesungguhnya adalah ketika kita Mati dan Masuk Surganya Allah SWT.

Semoga kita semua termasuk golongan yang masuk Surganya Allah SWT, Aamiin...




Komentar

Postingan Populer